Beranda | Artikel
Silsilah Fiqih Pendidikan Anak No 109: METODE PEMBELAJARAN ANAK DI RUMAH Bagian 3
Rabu, 12 Oktober 2022

Silsilah Fiqih Pendidikan Anak – No: 109

METODE PEMBELAJARAN ANAK DI RUMAH Bag-3

Dengan mengetahui metode pembelajaran yang baik, diharapkan proses pendidikan akan berlangsung setiap waktu, tanpa anak merasa terus digurui dan orang tua tidak merasa terbebani. Di antara metode tersebut:

Ketiga: Kisah dan Cerita

Bercerita adalah salah satu metode terbaik dalam menyampaikan pesan dan hikmah pada putra-putri kita. Bahkan al-Quran sendiri sebagian besar isinya adalah kisah atau cerita. Kisah atau cerita bisa disampaikan pada anak sejak sedini mungkin, bahkan sejak baru lahir anak sudah bisa diceritakan. Tapi perlu dipastikan juga kalau cerita yang disampaikan pada anak kita adalah cerita yang semakin mendekatkan dan mengikatkannya pada Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam. Ini sangat efektif sebagai sarana untuk menanamkan tauhid dalam diri anak sejak dini.

Sejak zaman dulu, orangtua rajin membacakan cerita untuk anak-anaknya sebelum tidur. Orangtua memilih membacakan cerita untuk putra-putrinya; karena mereka lebih cepat tidur jika sudah dibacakan cerita.

Bagaimana dengan Anda, apakah sering berkisah untuk anak sebelum tidur? Banyak orangtua yang tak sempat bercerita buat anaknya sebelum mereka tidur, karena alasan kesibukan atau karena memang anak lebih tertarik dengan hal lain. “Bagaimana mau mendongeng, mereka lebih tertarik utak-atik tablet,” begitu mungkin salah satu jawaban orangtua. Ya, seiring berkembangnya teknologi, banyak anak yang kini lebih tertarik dengan games dan gadget. Bahkan, sampai ia terlelap, barang elektronik ini seringkali berada di genggamannya.

Tujuan orangtua mungkin baik, ingin membahagiakan anaknya, agar anak tidak rewel dan menangis. Tapi perlu diingat dampak buruk dari tv, gadget dan game ini cukup banyak. Seperti mengganggu tumbuh kembang anak, membuat anak jauh dari orang tua, terbentuk pemikiran dan pemahaman yang keliru dalam diri anak serta kecanduan pada game dan gadget. Sehingga anak susah bersosialisasi dengan teman-temannya.

Sebaliknya, bercerita untuk anak, terlebih sebelum tidur, banyak sekali manfaatnya. Antara lain:

Pertama: kesan. Kesan anak terhadap orang tuanya yang suka bercerita kira-kira apa? Positif atau negatif, menyenangkan atau membosankan, asik atau nyebelin? Kesan ini bisa melahirkan kebanggaan atau malah kekecewaan. Dengan berbagi cerita sesuatu yang baru, anak merasa orang tuanya banyak tahu. Bahasa lainnya pintar. Kesan pintar ini penting untuk memupuk kepercayaan dan kebanggaan pada anak.

Kesan terhadap cerita juga penting. Saat cerita itu berkesan, nilai positif bisa lebih mudah tertanam dalam benak mereka. Nilai negatif perlu ditegaskan oleh orang tua saat mendongeng. Hal ini juga agar tertanam bahwa yang buruk harus dijauhi dan tidak dilakukan.

Kesan terhadap kisah menimbulkan perasaan senang. Ketika anak tertidur dalam keadaan senang tentu kualitas tidurnya lebih baik, bukan? Keesokan harinya ketika terbangun pun kemungkinan besar suasana hatinya lebih positif, in good mood bahasa kerennya.

Kedua: kedekatan. Menemani anak tidur memberi kesan dekat bagi anak maupun orang tua. Anak merasa diperhatikan, orang tua juga merasa lebih luas mencurahkan kasih sayang. Cerita bisa menjadi salah satu cara untuk membangun kedekatan.

Perhatikan apakah anak antusias menanggapi cerita Anda. Jika iya, antusias dalam hal apa. Hal yang diminati anak itu bisa menjadi PR bagi Anda agar besok ketika bercerita lagi bisa menghubungkannya dengan minat si anak. MasyaAllah, bisa-bisa anak Anda ngefans berat sama umminya yang pintar bercerita. Bersambung…

@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 24 Jumada Tsaniyah 1439 / 12 Maret 2018


Artikel asli: https://tunasilmu.com/silsilah-fiqih-pendidikan-anak-no-109-metode-pembelajaran-anak-di-rumah-bagian-3/